Sabtu, 22 November 2014

ASPIRASI BENDA ASING

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Trauma adalah cedera, baik fisik atau psikis (Dorland, 1998), trauma esofagus adalah benda baik tajam atau tumpul, atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan. Baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja mapun tidak sengaja (Soepardi, 2010. Hal: 299).
B.  Tujuan
1.    Siswa dapat mengetahui pengertian aspirasi benda asing
2.    Siswa dapat mengetahui bagaimanakah tanda dan gejalah dari aspirasi benda asing
3.    Siswa dapat mengetahui komplikasi akibat aspirasi benda asing
4.    Siswa dapatmengetahui bagaimanakah cara pencegahan aspirasi benda asing



C.      
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi
Benda asing esofagus adalah benda yang tajam maupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja mapun tidak sengaja (Soepardi, 2010. Hal: 299).
B.  Etiologi
pada anak penyebabnya antara lain adalah anomaly congenital, termaksud stenosis congenital, web, fistel trauma esophagus, dan pelebaran pembulu darah. Pada orang dewasa sering terjadi akibat mabuk, pemakai gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa palatum, gangguan mental, dan psikosis.
C.  Patofisiologi
Ketika benda asing masuk kedalam esophagus dapat membentuk suatu peradangan pada esophagus dan menimbulkan suatu efek trauma pada esophagus kemudian menimbulkan suatu edema yang menimbulkan rasa nyeri. Efek lebih lanjut adalah terjadi penumpukan makanan, rasa penuh dileher dan kemudian dapat mengganggu system pernapasan sebagai akibat trauma yang juga mempengaruhi trachea, dimana trachea memiliki jarak yang dekat dengan esophagus.


D.  Manifestasi Klinik
Gejala sumbatan akibat benda asing esofagus tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi tersangkutnya benda asing, komplikasi yang timbul akibat benda asing tesebut dan lama benda asing tersebut tertelan. Gejala pemmulaan benda asing esofagus adalah ras nyeri didaerah leher bila benda asing tersangkut didaerah servikal. Bila benda asing tersangkut diesofagus bagian distal timbul rasa tidak enak didaerh substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia bervariasi tergantung, pada ukuran benda asing. Disfagia lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang memperberat sumbatan, sehingga timbul rasa sumbatan esofagus yang persistem. Gejala lain ialah odinofagia yaitu rasa nyeri ketika menelan makanan atau ludah, hipersalivasi, regurgitasi dan muntah. Kadang-kadang ludah berdarah.
Gejalah sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi tersangkutnya komplikasi yang timbul dan lama tertelan. Mula-mula timbul nyeri didaerah leher, kemudian timbul rasa tidak enak didaerah substernal atau nyeri dipunggung. Terdapat rasa tercekik, rasa tersumbat ditenggorok, batuk, muntah, disfagiah, berat badan menurun, demam, hipersalifasi, regurgitasi dan gangguan napas. pada pemeriksaan fisik terdapat kekakuan local pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang timbul prokresif pada anak-anak terdapat gejala nyeri atau batuk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronghi, demam abses leher empisema subkutan, berat badan menurun, gangguan pertumbuhan dan obstruksi saluran napas.

E.  Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esophagus servikal dan torakal anteroposteriol dan iteral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing. Bila benda asing radioopak mudah diketahui lokasinya sedangkan bila radiolusen, dapat diketahui benda implamasi periesofagus atau hiperint plamasi hipofaring dan esophagus bagian proksimal. Esofagogram dilakukan untuk benda asing radiolusen, yang akan memperlihatkan filling defect persisistent. dapat dilakukan tomografi computer. Tindakan endoskopi dilakukan untuk tujuan diagnostik dan terapi.
F.   Komplikasi
laserasi mukosa perdarahan, perforasi lokal dengan abses leher atau mediastinitis. perforasi dapat menimbulkan selulitis local dan fistel esophagus. Gejala dan tanda ferforasi esofagus dan antara lain episema subkutis atau mediastinum. Krepitasi kulit didaerah leher atau dada atau pembengkakan leher, kaku leher, demam, mengigil, gelisa, takikardi, takipnea, nyeri yang menjalar kepunggun, dan retrosternal, epigastrium. penjalaran ke pleura menimbulkan pneumotoraks dan piotoraks. Bila lama berada diesofagus menimbulkan jaringan granulasi dan radang oeriesofagus. benda asing seperti batere alkali menimbulkan toksititas intrinsik local dan sistemik dengan reaksi edema dan implamasi local. Trauma esofagus juga bisa mengakibatkan tumor esofagus dimana bila adanya riwayat tertelan zat korosit yang menyebabkan peradangan kronis pada esofagus yang menyebabkan klaina pada esofagus.

G. Penanganan
manuver Heimlich
Tersedak biasanya terjadi karena makanan yang kurang dikunyah dengan baik "memasuki saluran yang salah". Bila keadaan ini tidak segera diatasi, bisa berakibat fatal.
menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan di sekitar tenggorokan (laring) atau saluran pernapasan (trakea). Aliran udara menuju paru-paru pun terhambat sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ tubuh lain terputus. Karena itu perlu dilakukan tindakan pertama yang efektif untuk menyelamatkan nyawa dengan tindakan Heimlich
 Manuver Heimlich mungkin dikenal sebagai teknik terbaik untuk melegakan saluran pernapasan yang tersumbat. Indikasi dari orang yang tersedak adalah korban tidak mampu berbicara, jatuh pingsan, atau mengeluarkan suara-suara aneh dengan usaha keras. Wajahnya berubah menjadi biru, keabu-abuan atau keunguan.
terjadi bila saluran pernapasan tersumbat sebagian atau seluruhnya oleh sesuatu yang bisa jadi sebenarnya dimaksudkan untuk masuk ke dalam perut atau oleh benda asing
Yang harus dilakukan.
Pertama, perintahkan anak atau korban untuk membatukkan benda yang menyebabkan tersedak. Jika Anda berpikir anak masih memiliki sesuatu yang menyumbat tenggorokan mereka, Anda harus membungkukkannya agar kepalanya lebih rendah hingga gaya gravitasi dan bantuan Anda akan membantu mengeluarkan benda yang menyumbat. Jika tidak memungkinkan melakukan hal di atas atau jika tidak berhasil, Anda dapat melakukan beberapa pertolongan pertama ini:
 Untuk orang dewasa:
Katakan pada korban untuk menunduk lalu beri lima pukulan
1.      keras di antara kedua belikatnya. Jika ini gagal, lakukan hentakan perut atau manuver heimlich.
2.      Anda berdiri di belakang korban, lingkarkan kedua lengan Anda mengitari pinggang korban di antara pusat dan tulang dada, lalu dorong ke arah atas dengan hentakan cepat 3-5 kali. Ulangi kedua langkah di atas hingga berhasil.
3.      Jika korban semakin tidak sadar, baringkan tubuhnya di 4. lantai dengan wajah menghadap ke atas.
Jika korban dewasa tidak sadar:
1.     Ketegangan otot pernapasan korban mungkin malah 1. berkurang saat ia tidak sadar. Yang penting adalah memeriksa apakah korban bernapas. Jika tidak, Lakukan kembali dorongan di antara kedua belikatnya dengan cara memiringkan badannya. Segeralah menghubungi ambulans atau mempersiapkan transportasi.
2.     Jika ini gagal, lakukan hentakan perut dengan cara 2. meletakkan bagian dasar kedua telapak tangan Anda yang berhimpitan di daerah ulu hati yaitu di bawah tulang dada korban. Lakukan hentakan ke arah atas. Jika korban mulai bernapas normal, letakkan ia dalam posisi miring yang nyaman agar lidah tidak menyumbat jalan napas. Hubungi ambulans, dan periksa pernapasan serta nadi setiap 10 menit. Jika ia tetap tak bernapas, lakukan resusitasi.
Pasien dirujuk di rumah sakit untuk dilakukan esofagoskopi dengan memakai cunam yang sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan. Kemudian dilakukan esofagoskofi ulang untuk menilai kelainan-kelainan esophagus yang telah ada sebelumnya untuk benda asing, tajam yang tidak bisa dikeluarkan dengan esofagoskopi harus segerah dilakukan pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut. Bila dicurai perforasi kecil, segerah dipasang pipa nasogastar agar pasien tidak menelan dan diberikan antibiotic dan analgetik berspektrum luar selama 7-10 hari agar tidak terjadi sepsis. Bila letak benda asing menetap selama 2 kali 24 jam maka benda asing tersebut harus dikeluarkan secara pembedahan.



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.  Pengkajian
§  Nyeri pada saat menelan
§  Nyeri substrelnal
§  Perasaan penuh
§  Ketakutan dan ansietas
§  Penurunan berat badan
§  Nafas busuk
§  Suara serak dan batuk
§  Paralise diafragma

B.  Diagnosa keperawatan
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi esofagus.
2.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan disfagia.
3.    Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
4.    Ansietas berhubungan dengan prognosa penyakit buruk.
5.    Kurang pengetahuan  berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai perawatan di rumah.
6.    Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi pada esofagus.

C.  Intervensi
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi esofagus.
Tujuan : pasien mendemonstrasikan kemampuan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.


No
Intervensi
Rasional
1
Kaji pola napas
Mengetahui sejauh mana pola napas pasien sebagai indikator intervensi selanjutnya.
2
Pertahankan tirah baring jika kondisi memerlukannya
Tirah baring dapat membantu relaksasi otot-otot pernapasan.
3
Tinggikan kepala tempat tidur 30-45 derajat (posisi semifowler)
Posisi semifowler (posisi duduk 30-45 derajat) mengurangi penekanan abdominalis terhadap diafragma.
4
Hindari posisi terlentang
Posisi terlentang dapat membuat penekanan abdominalis terhadap diafragma sehingga ekspansi paru tidak maksimal.
5
Lakukan pengisapan orotrakeal jika dibutuhkan
Pengisapan orotrakeal membantu pengeluaran mukus yang menyumbat jalan napas.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
    dengan anoreksia dan disfagia.
Tujuan        : masukkan kalori pasien dipertahankan, dan nutrisi seimbang.

No
Intervensi
Rasional
1
.kaji kemampuan pasien untuk menelan cairan dan makanan


Untuk mengidentifikasi kemampuan pasien menelan cairan dan makanan guna intervensi selanjutnya.


2
Ukur masukan dan haluaran



Untuk mengetahui seberapa banyak kebutuhan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan klien.
3
Beri dukungan kepada pasien untuk mengunya makanan dengan baik, untuk mengigit dalam jumlah kecil, dan untuk makan pelan
Jika makanan dalam bentuk halus maka membantu proses pencernaan
4
Bantu pemberian makanan jika perlu
Membantu pemenuhan nutrisi klien
5
Bantu dalam pemasangan selang NG jika dipesankan
Membantu pemenuhan nutrisi dengan selang NG

Diagnosa 3 : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
Tujuan        : Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak
    ada nyeri
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji nyeri, lokasi, karasteristik, mulai timbul, frekuensi dan intensitas, gunakan tingkat ukuran nyeri
 untuk mengukur tingkat/kualitas nyeri guna intervensi selanjutnya


2
Ajarkan dan bantu dengan alternative teknik pengurangan nyeri (misalnya imajinasi, musik, relaksasi)


Pengalihan perhatian dapat mengurangi nyeri


3
Ubah posisi setiap 2 sampai 4 jam
Posisi yang nyaman dapat membantu mengurangi tingkat nyeri.
4
.Berikan analgesik jika dipesankan
Analgesic dapat mengurangi nyeri.

Diagnosa 4 : Ansietas berhubungan dengan prognosa penyakit buruk.
Tujuan        : Pasien atau orang terdekat memberikan perawatan
    mengungkapkan rasa takut dan ansietas dan menggunakan
    mekasisme koping efektif.

No
Intervensi
Rasional
1
Kaji kemampuan pasien dan orang terdekat untuk mengkomunikasikan perasaan
Mengkomunikasikan/mendiskusikan masalah dapat membantu mengurangi rasa cemas.


2
Bantu dalam menangani reaksi emosional terhadap proses penyakit


Membantu klien menangani masalah membuat klien dan keluarga merasa diperhatikan serta tidak merasa sendirian.


3
Dorong dan berikan waktu untuk mengungkapkan masalah
Mengungkapkan masalah dapat membantu menghilangkan rasa cemas.


4
Kambangkan arti komunikasi jika pasien mengalami kesukaran berbicara
Komunikasi yang baik dapat membantu menyelesaikan masalah dan mengurangi kecemasan.



Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan  berhubungan dengan kurangnya
      informasi mengenai perawatan di rumah.
Tujuan        : Pasien atau orang terdekat mendemonstrasaikan pemahaman
      akan perawatan rumah dan intruksi evaluasi.
No
Intervensi
Rasional
1
Intruksikan pasien atau orang terdekat mengenai tipe dan perawatan selang yang diperlukan untuk selang gastrostomi
Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan selang gastrostomi
2
Diskusikan dan ajarkan penatalaksanaan nyeri dan pemberian injeksi jika dipesankan
Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga mengenai proses penatalaksanaan penyakit.
3
Diskusikan jadwal radiasi atau penatalaksanaan kemoterapi.
: Penatalaksanaan kemoterapi menjadi suatu masalah berhubungan dengan efek yang ditimbulkannya.
4
 Jelaskan kebutuhan untuk mempertahankan perjanjian evaluasi dengan dokter
Evaluasi dokter menjadi sumber informasi pada klien dan keluarga.



Diagnosa 6 : Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi pada esofagus.
Tujuan       :Tidak terjadi infeksi

No
Intervensi
1
Kaji pasien terhadap bukti adanya infeksi
Untuk mendeteksi sedini mungkin adanya tanda-tabda infeksi


2
Periksa tanda-tanda vital, demam, mengigil


TTV merupakan acuan terjadinya Infeksi


3
Tekankan higiene personal
Personal hygiene dapat mencegah timbulnya mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi


4
Kolaborasi mengenai pemberian antibiotik


Pemberian antibiotic dapat mencegah infeksi



D.   Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat dengan menyesuaikan terhadap kondisi klien.

E.  Evaluasi
1.    Pasien mendemonstrasikan kemampuan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
2.    Masukan kalori pasien dipertahankan, dan nutrisi seimbang
3.     Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak ada relaksasi
4.    Pasien atau orang terdekat memberikan perawatan mengungkapkan rasa
5.    Pasien atau orang terdekat mendemonstrasaikan pemahaman akan perawatan rumah dan intruksi evaluasi.
6.     Tidak terjadi infeksi


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·         Trauma adalah adalah cedera, baik fisik atau psikis (Dorland, 1998) ,trauma esofagus adalah benda baik tajam atau tumpul, atau makanan yang tesangkut dan tejepit di esophagus karena tertelan. Baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
·         Gejalah sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi tersangkutnya komplikasi yang timbul dan lama tertelan. Mula-mula timbul nyeri didaerah leher, kemudian timbul rasa tidak enak didaerah substernal atau nyeri dipunggung. Terdapat rasa tercekik, rasa tersumbat ditenggorok, batuk, muntah, disfagiah, berat badan menurun, demam, hipersalifasi, regurgitasi dan gangguan napas. pada pemeriksaan fisik terdapat kekakuan local pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang timbul prokresif pada anak-anak terdapat gejala nyeri atau batuk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronghi, demam abses leher empisema subkutan, berat badan menurun, gangguan pertumbuhan dan obstruksi saluran napas.
·      Pencegahan pada aspirasi benda asing dapat berupa pada saat makan sesuatu tidak berbicara agar tidak tertelan.

A.    Saran
Setiap asuhan keperawatan yang dibuat seseorang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu kami kelompok 4 yang membuat asuhan keperawatan tentang Aspirasi benda asing meminta maaf apabila ada kesalahan dari aseuhan keperawatan yang kami buat.
Terimah kasii.......                                           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar