Sabtu, 22 November 2014

asuhan keperawatan ( askep) TRAUMA KAPITIS

Asuhan keperawatan kebutuhan dasar manusia
pada klien Ny.N dengan masalah gangguan
trauma kapitis diruang perawatan 1
RS.Arifin Nu'mang Rappang
Sidrap
 








Disusun oleh:
Giffar andika M
1100401
XII.perawat 2

Sekolah menengahkejuruan (SMK)
Harapan bangsa sidrap
Tahun pelajaran
2013/2014


LEMBAR PENGESAHAN
            Asuhan keperawatan pada ny.n dengan masalh gangguan trauma kapitiis telah disetujui dan disahkan oleh:










Rappang ,     desember 2013

Mengetahu:
CI lahan                                                                                  CI institusi

 






TINJAU TEORI
TRAUMA KAPITIS
A.      DEFENISI
Trauma merupakan penyebab utama kematian pada populasi dibawah umur 45 tahun dan merupakan penyebab kematian no. 4 pada seluruh populasi. Lebih dari 50% kematian disebabkan oleh cidera kepala. Kecelakaan kendaraan bermotor menrupakan penyebab cedera kepala pada lebih dari 2 juta orang setiap tahunnya
B.       TIPE TIPE TRAUMA
1.      Trauma Kepala Terbuka: Faktur linear daerah temporal menyebabkan pendarahan epidural, Faktur Fosa anterior dan hidung dan hematom faktur lonsitudinal. Menyebabkan kerusakan meatus auditorius internal dan eustachius.
2.      Trauma Kepala Tertutup
a.       Comosio Cerebri, yaitu trauma Kapitis ringan, pingsan+10 menit, pusing dapat menyebabkan kerusakan struktur otak.
b.      Contusio / memar, yaitu pendarahan kecil di jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah kapiler dapat menyebabkan edema otak dan peningkatan TIK.
c.       Pendarahan Intrakranial, dapat menyebabkan penurunan kesadaran, Hematoma yang berkembang dalam kubah tengkorak akibat dari cedera otak. Hematoma disebut sebagai epidural, Subdural, atau Intra serebral tergantung pada lokasinya.
C.       TINGKAT KESADRAN
1.      Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
2.      Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3.      Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4.      Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5.      Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6.      Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya)
D.      MENGUKUR TINKAT KESADARAN
1.      Eye (respon membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada respon
2.      Verbal (respon verbal) :
(5) : orientasi baiK
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon
3.      Motor (respon motorik) :
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
·         GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)
·         GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)
·         GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala berat)
TINJAU TEORI
NYERI
A.      DEFENISI
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. (Long.1996)
Secara umum nyeri dapat didfinisikan sebgai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat. (Priharjo 1997)
Menurut internasiaonal Associaton for study of pain (IASP), nyeri adalah sensorik subyetik dan emosional yang tidak menyenagkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
B.       FISIOLOGI NYERI
Respon nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berfungsi untuk menerima atau berpaeran sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yg berespon hanya terdapat stimulus kuat, yang secara potensial merusak. Proses fisiologi disebut nosisepsi yang dibagi ats 4 fase
a.    trasduksi: stimulus atau rangsangan, memicu pelepasan mediator biokimia
b.    trasmisi: nyeri merambat dari serabut syaraf perifer kemedula spinalis,kemudian menuju batang otak, dan thalamus dan diteruskan ke korteks sensorik
c.    persepsi: indifidual mulai menyadari adanya nyeri tampaknya persepsi nyeri tersebut terjadi distruktur korteks sehingga mamungkin kan perilaku koknitif untuk mengurangi komponen, sensorik dan afektif nyeri
d.   medulasi: neuron dibtang otak mengrim kan sinyal sinyal ke medula spinalis
C.       BENTUK DAN JENIS NYERI
v  Melihat dari jenisnya nyeri itu terdiri atas 3 macam
1.    Nyeri perifer
a.         Nyeri super fisial yakni rasa nyeri yang muncul akibat adanya rangsangan nyeri pada kulit dan mukosa
b.         Nyeri viseral yakni rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri dirongga abdomen,kranium, dan thoraks.
c.         Nyeri yg dirasakan pada daerah yang jauh dari jaringan penyebab nyeri
2.    Nyeri sentral merupakan nyeri yang muncul akan stimulasi pada medula spinalis, batang otak atau thalamus
3.    Nyeri psikogenetik merupakan nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya dengan kata lain, nyeri ini timbul akibat pikiran sipenderita, sering kali nyeri ini muncul karna faktor psikologis bukan fisiologis.
v  Dilihat dari faktornya nyeri terbagi atas 2
1.    Nyeri akut
2.    Nyeri kronik

D.    INTENSITAS NYERI
1.         Skala intensitas nyeri deskriktif
0:tidak nyeri
1-3:nyeri ringan
4-6:nyeri sedang
7-9:nyeri berat terkontrol
10:nyeri berat tidak terkontrol
2.         Skala identitas nyeri Numerik
0:tidak nyeri
1-9:nyeri sedang
10:nyeri hebar
3.         Skala analog visual
0:tidak nyeri
10:nyeri sangat hebat
4.         Skala nyeri
0:tidak nyeri
1-3:nyeri ringan
4-6:nyeri sedang
7-9:nyeri berat terkontrol
10: nyeri sangat berat tidak terkontrol
Ket:
0:tidak nyeri
1-3:klien dapat berkomunikasi dengan baik
Asuhan keperawatan kebutuhan dasar manusia
pada klien Ny.N dengan masalah gangguan
trauma kapitis diruang perawatan 1
RS.Arifin Nu'mang Rappang
sidrap

Tgl.mrs: 04 Nov 2013
Tgl.pengkajian: 04 Nov 2013
Ruang perawatan: Perawatan 1
Diagnosa medis: trauma kapitis
A.      BIODATA
1.         Identitas pasien
·      Nama: Ny.N
·      Umur: 45 thun
·      JK: perempuan
·      Agama: Islam
·      Pendidikan: SMA
·      Pekerjaaan: URT
·      Alamat: Kanie
2.         Identitas penanggung jawab
·      Nama: Tn.A
·      Umur : 45 thn
·      JK: Laki laki
·      Agama: islam
·      Pendidikan: SMA
·      Pekerja: wiraswasta
·      Alamat: Kanie
·      Hub.dengan klien: Suami klien
B.       KELUHAN UTAMA
Nyeri pada pada bagian kepala belakang kiri
C.       RIWAYAT KELUHAN UTAMA
1.         Riwayat kesehatan sekarang
·      provocative: Pasien mengatakan nyeri setelah beberapa saat setelah terjadi kecelakaan
·      Quality: klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
·      Region: bagian kepala kiri belakang
·      Severity: Nyeri sedang skala 6
·      Timing: intermited
2.         Riwayat kesehatan dahulu
·      Riwayat penyakit yang pernah dialami
ü  saat kecil/anak-anak: klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang serius
ü  riwayat perawatan: klien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya
ü  riwayat pengobatan: klien mengatakan biasa konsul dan berobat kepuskesmas
·      Riwayat alergi: klien mengatakan tidak ada riwayat alergi pada makanan atau obat obatan
·      Riwayat Imunisasi: klien lupa pada riwayat imunaisasinya
3.         Riwayat kesehatan keluarga
·      Genogram
 


G1                                                                                            
                                                                 
 










Ket:                 = laki laki
                        = perempuan
= pasien
                                                = tinggal serumah
                                    = umur tidak diketahui



·         GI: meninggal karna faktor usia
·         GII: meninggal karana faktor usia
·         GIII: pasian adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara dan baru saja mengalmi benturan pada kepala
·         GIV: pasien mempunyai 3 anak

D.      KEADAAN UMUM
·           Kesadaran pasien : apatis
·           GCS:
ü  Respon membuka mata    : 3
ü  Respon verbal                  : 4
ü  Respon motorik                : 5
+
GCS                                 :12
Cidera kepala ringan
·           Tanda tanda vital
ü  TD: 110/70 mmHg
ü  S: 37
ü  N: 62
ü  P: 16

E.       PEMERIKSAAN FISIK
1.         Kulit
I: warna kulit kuning langsat dan tampak adanya edema pada daerah pundak kiri
P: tekstur kulit agak lembut dan lembab, turgor kulit baik
2.         Kepala
I: warna rambut hitam panjang bentuk kepala normal
P: teraba adanya nyeri tekan
3.         Wajah
I: wajah pasien tampak meringis
P: tidak terapa adanya benjolan
4.         Leher
I: tidak adanya pembesaran kelenjar
P: tidak teraba adanya nyeri tekan atau benjolan
5.         Ektremitas atas dan bawah
I: terdapat infus terpasang pada bagian tangan kanan RL 28 tpm
P: terdapat nyeri tekan pada bahu sebelah kiri
F.        TERAPI MEDIK /PENGOBATAN
·           Invus RL 28 tpm
·           Injeksi pirasetam 1 gr/12/iv
·           Injeksi antrain 1 amp/8/iv
·           Injeksi ranitidin 1 amp/8/iv

G.      POLA KEBIASAAN SEHARI HARI
1.         Pola persepsi dan haraan kesehantan
Kebiasaan
Sebelum sakit
Saat sakit
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
Ganti pakaian
2X Sehari
2X Sehari
2X Seminggu
2X Sehari
1X sehari
Tidak pernah
Tidak pernah
1X sehari



2.         Pola nurtisi dan metabolik
kebiasaan
Sebelum sakit
Selama sakit
Nafsu makan
Frekuensi
Pantangan
Porsi makan
Baik
3Xsehari
Tidak ada
1 piring
Kurang
3X sehari
Tidak ada
Tidak habis
3.         Pola eliminasi BAB dan BAK
a.       BAB
kebiasaan
Sebelum sakit
Selama sakit
Frekuensi
Konsentrasi
Tempat
1x sehari
Lunak
Wc rumah
Tidak pernah
-
-
b.      BAK
kebiasaan
Sebelum sakit
Selama sakit
Frekuensi
Konsistensi
Tempat
5-6 sehari
Kuning jerni
Wc rumah
1-2 sehari
Kuning jerni
Wc rs
4.         Pola aktifitas dan olahraga
Kebiasaan
Sebelum sakit
Selama sakit
Olahraga
aktifitas
relaksasi
Tidak prnah
Tidak pernah dibantu
pernah
Tidak pernah
Dibantu keluarga
Tidak penah

5.         Pola kognitif dan sensorik
a.         Riwayat psikososial
·           Pola konsep diri
Klien sangat mengharap kan agar dia bisa segera sembuh
·           Pola kognitif
Kilien dapat berinteraksi dengan perawat,dokter dan tim kesehatan lainnya
·           Pola koping
Klien mengharapkan bantuan, doa , dan dukungan dari keluarganya
·           Pola interaksi
Klien mengataka bahwa hubungan klien dengan kelurga dan masyarakat sangat baik
b.         Riwayat spritual
·           Sebelum sakit: klien mengatakan rajin melakukan ibadah
·           Saat sakit: klien mengatan ibadahnya berkurang
6.         Pola mekanisme penyesuaian terhadap stres
Klien mengatakan sering memikirkan penyakitnya


















KLASIFIKASI DATA
v  Data subyektif
Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala kiri bagian belakang sampe leher,nyeri seprti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 6 (sedang) dan menetap.
v  Data obyektif
·         Pasien tampak meringis
·         Nyeri tekan pada kepala sebelah kiri bagian belakang
·         Klien tampak leamah
·         Terpsang infus RL 28 tpm
·         TTV
Td : 110/70 mmHg
N : 62 x/i
P: 16x/i
S : 37 ° c








ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
Ds :
Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala kiri
Belakang nyeri seperti tertusuk tusuk dengan skala nyeri 6 (sedang) dan nyeri menetap

Do:
­-pasien tampak meringis
-nyeri tekan pada bagian kepala kiri belakang
-klien tampak lemah
-terpasang infus
-TTV
ü  TD: 110/70 mmHg
ü  N: 62x/i
ü  P : 16x/i
ü  S : 37x/i
Kecelakaan lalulintas

Terjadi benturan pada kepala

Gangguan fungsi neurologic

Hematom

Nyeri

nyeri



RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NO.
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1 .
Nyeri berhubunan dengan adanya hematom pada jaringan kulit kepala ditandai dengan
DS:
·         Kilen mengatakan nyeri pada bagian kepala bagian kiri belakang, nyeri seperti tertusuk tusuk dengan skala nyeri 6 (sedang) dan rasa nyeri menetap
DO:
·         Pasien tampak meringis
·         Nyeri tekan pada bagian kepala Bagian kiri belakang
·         Klien tampak lemah
·         TTV:
ü  TD: 110/70 mmHg
ü  N: 62x/i
ü  P : 16x/i
ü  S : 37x/i


ü  Klien mengatakan nyeri berkurang atau hialng
ü  Pasien tampak rileks
ü  Klien tampak bugar
ü  Ttv dalam batas normal
1.      Kaji tingkat nyeri



2.      Pemberian kompres dingin




3.      Pertahankan istirahat tidur dengan posisi sims


4.      Kolaborsi pemberian obata analgetik
1.      Sebagai informasi untuk mengetahui skala nyeri
2.      Kompres dapat memebri kenyamanan dan mengurani  rasa nyeri
3.      Kebutuhan istirahat tidur dapat membantu memberikan kenyamanan pada pasien
4.      Obat analgetik dapat mengurangi dan menghilang kan rasa nyeri









IMPLEMENTASI
NO
Diagnosa
Implementasi
1
Nyeri berhubunan dengan adanya hematom pada jaringan kulit kepala ditandai dengan
DS:
·         Kilen mengatakan nyeri pada bagian kepala bagian kiri belakang, nyeri seperti tertusuk tusuk dengan skala nyeri 6 (sedang) dan rasa nyeri menetap
DO:
·         Pasien tampak meringis
·         Nyeri tekan pada bagian kepala Bagian kiri belakang
·         Klien tampak lemah
·         TTV:
ü  TD: 110/70 mmHg
ü  N: 62x/i
ü  P : 16x/i
ü  S : 37x/i

Senin 4 nov 2013 jam 08.00
1.      Mengkaji tingkat nyeri
·    Hasil: nyeri pada bagian kepala kiri Belakang nyeri seperti tertusuk tusuk dengan skala nyeri 5 (sedang)
2.      Pemberian kompres dingin
·    Rasa nyeri agak sedikit berkurang
3.      Pertahankan istirahat tidur dengan posisi sims
·    Klien ckup istirahat
4.      Kolaborsi pemberian obat analgetik
·    Nyeri berkurang

















EVALUASI
No
Diagnosa
Evaluasi
1.
Nyeri berhubunan dengan adanya hematom pada jaringan kulit kepala ditandai dengan
DS:
·         Kilen mengatakan nyeri pada bagian kepala bagian kiri belakang, nyeri seperti tertusuk tusuk dengan skala nyeri 6 (sedang) dan rasa nyeri menetap
DO:
·         Pasien tampak meringis
·         Nyeri tekan pada bagian kepala Bagian kiri belakang
·         Klien tampak lemah
·         TTV:
ü  TD: 110/70 mmHg
ü  N: 62x/i
ü  P : 16x/i
ü  S : 37x/i

Senin 4 nov 2013 jam 13.00
·    S:  klien mengatakan nyeri pada kepala masih terasa
·    O: -pasien nampak masih meringis
     -masih adanya nyeri tekan
·    A: masalah belum teratasi
·    P: lanjutkan intervensi
ü Mengkaji tingkat nyeri
ü Pemberian kompres
ü Kolaborasi pemberian obat analgetik







Tidak ada komentar:

Posting Komentar